Edukasi dan Literasi Pengelolaan Sampah Dapat Diajarkan Sejak Dini
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
“Bagi pembawa botol air mineral, kardus harus diserahkan ke pengelola, tidak boleh dibuang sembarangan,” ungkap Mian.

Potensi sampah seiring laju pertumbuhan penduduk diakui Yodistira Nugraha. Sebagai ketua komunitas Peduli Wisata (Pelita), Yodis sapaan akrabnya, mengajak lembaga pendidikan ikut menanamkan nilai pengurangan sampah. Sebab di wilayah Lamsel, puluhan sekolah dominan ada di dekat pesisir.
“Pelita juga gencar mengajak siswa sekolah di antaranya program bersih pantai,” tutur Yodistira Nugraha.
Upaya menanamkan menjaga lingkungan pendidikan dari sampah juga dilakukan SDN 1 Pasuruan, Kecamatan Penengahan. Program nol sampah (zero rubish) terus digencarkan Topan Haryono selaku kepala sekolah. Ia mengajak siswa sekolahnya menjaga lingkungan bebas sampah.
Edukasi tentang sampah dilakukan sebagai materi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sejumlah mata pelajaran seni dan kriya bahkan mulai diajarkan cara pengelolaan sampah.
Cara tersebut menjadi cara melakukan edukasi agar siswa menjaga lingkungan bebas sampah sejak dini. Dimulai dari lembaga pendidikan ia berharap langkah itu bisa diterapkan di keluarga dan masyarakat.