Edukasi dan Literasi Pengelolaan Sampah Dapat Diajarkan Sejak Dini

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Edukasi dari dini terkait pengelolaan sampah memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Lembaga pendidikan dituntut agar mampu memberikan pemahaman kepada anak didik agar  kedepannya lahirlah generasi-genarasi yang sadar lingkungan.

Muhamad Kholil, pengajar pembuatan kerajinan atau kriya berbahan sampah menyebutkan, pengelolaan sampah bisa dimasukkan dalam program ekstrakurikuler kriya. Hal tersebut mengacu pada peningkatan volume sampah yang ada terutama di perairan.

“Edukasi dan literasi tentang sampah sama pentingnya dengan sejumlah ekstrakurikuler yang lain, bahkan bisa dikombinasikan,” ungkap Muhamad Kholil saat berbincang dengan Cendana News, Kamis (1/8/2019).

Sebagai pengajar yang peduli pada bidang sampah, Muhamad Kholil bahkan menyebut materi ajar  bisa dimasukkan dalam muatan lokal. Selain itu ia menganjurkan kepada pihak sekolah untuk menambah koleksi buku di perpustakaan tentang pemanfaatan sampah menjadi barang fungsional dan seni.

“Sampah plastik botol air mineral, gelas plastik bisa dibuat menjadi tas pensil dan kotak buku yang fungsional untuk siswa sekolah,” papar Muhamad Kholil.

Muhamad Kholik yang bergelut dengan dunia sampah sejak 2009 mengaku gencar melakukan edukasi pengelolaan sampah. Ia juga berharap bisa memberikan pemahaman kepada siswa dalam upaya nol sampah. Salah satunya dengan melarang siswa membawa botol minum sekali buang. Menciptakan lingkungan sekolah yang dilengkapi tempat sampah agar tidak membuang sembarangan.

Langkah mengedukasi anak anak sejak dini juga dilakukan oleh destinasi wisata bahari di pantai Minang Rua. . Mian, pemilik homestay menyebutkan sejumlah mahasiswa dan siswa sekolah kerap menggelar acara di pantai tersebut. Salah satu langkah dilakukan dengan mendata barang bawaan pengunjung.

Lihat juga...