TULUNGAGUNG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengingatkan warga agar menyimpan daging kurban secara higienis agar tidak menjadi media perkembangbiakan kuman/bakteri yang bisa memicu berbagai penyakit.
“Hal pertama yang harus diketahui adalah, umur penyimpanan daging pada ruang suhu 1-10 derajat adalah tiga hari. Sedangkan pada suhu -5 hingga -10 derajat maksimal satu bulan,” kata Kasi Farmasi dan Pengawasan Obat-Makanan Dinkes Tulungagung, Masduki, di Tulungagung, Jumat.
Menurut dia, daging kurban idealnya diolah saat masih segar. Artinya, daging hewan kurban yang baru disembelih akan minim risiko terkontaminasi kuman/bakteri saat baru disembelih dan langsung dimasak/dibakar.
Namun melimpahnya pasokan daging saat Idul Adha 1440 H, pada Minggu (11/8) dan Senin (12/8) akan memaksa banyak warga menyimpan daging dalam ruang berpendingin dengan suhu tertentu.
Hal itulah yang mendorong Masduki dan jajaran Dinkes proaktif mengampanyekan cara penyimpanan daging kurban secara sehat dan higienis.
Ada empat tips langkah penyimpanan paling sederhana dia sarankan. Pertama adalah dengan mencuci tangan sebelum dan setelah menangani daging. Kedua yang tak kalah penting adalah cara memotong daging yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Prinsipnya, menghindarkan pemotongan daging dalam ukuran lebih kecil akan meminimalkan risiko bidang menempelnya kuman/bakteri pada permukaan daging.
Berbeda dengan daging yang dipotong kecil-kecil, akan semakin banyak penampang terbuka yang artinya kian banyak area bagi bakteri menempel.
“Masukkan daging dalam plastik yang longgar. Jangan terlalu padat, dan beri label berikut tanda penanggalannya,” kata Masduki.