Banjir Bandang Hantam Lima Bendungan Irigasi, Petani Pessel Merugi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Menurutnya, sebagai deerah yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani, irigasi yang bagus merupakan idaman masyarakat.
Untuk itu, lima bendungan irigasi yang rusak tersebut, perlu segera untuk ditangani, agar tidak berdampak berkepanjangan pada masyarakatnya, dan bisa mengganggu perekonomian para petani.
“Selain itu, jaringan air bersih Pamsimas juga rusak berat, mulai dari Pulau Buatan sampai Sawah Liek sepanjang lebih kurang 2 kilimeter. Pipa induk PDAM juga rusak berat. Semoga pemerintah segera turun ke lokasi untuk memperbaiki kerusakan ini,” harapnya.
Ia menyebutkan, dalam peninjauannya ke lokasi pascabencana banjir bandang itu, turut didampingi Wali Nagari/Desa Palangai Kaciak, Rahmadhani, Kasi Pembangunan Jamalis, dan Pengamat Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah V Kecamatan Ranah Pesisir, Jondri.
Novermal juga meminta sejumlah jajaran di daerah itu, melaporkan segera kepada Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, agar dilakukan penanganan.
“Banjir bandang itu terjadi hari Jumat tanggal 23 Agustus lalu tepatnya pada sore hari yakni pukul 17.00 WIB. Jadi saya telah menyampaikan kepada Walinggari Pelangai Kaciak dan Pengamat PSDA Wilayah V segera membuat laporan ke Bupati dan mengajukan permohonan pengananan darurat dan pembangunan permanen,” tegasnya.
Novermal juga berharap kondisi tersebut jadi perhatian khusus bagi Dinas PSDA Kabupaten Pesisir Selatan, Dinas PSDA Provinsi Sumatera Barat, dan Balai Wilayah Sungai Sumatera V, termasuk BPBD kabupaten dan provinsi, supaya segera ditangani sebagaimana mestinya dan petani kembali bisa bertani padi di sawah.
Selain itu, kepada Dinas Kehutanan dan aparat kepolisian juga diharap segera menelusuri kegiatan ilegal logging di hulu sungai Pelangai Kaciak. Karena di sepanjang aliran sungai pasca banjir bandang ini banyak potongan balok kayu yang diduga hasil kegiatan ilegal logging.