UNEJ Gelar Seminar Bahas Produk Pertanian Bioteknologi

Editor: Koko Triarko

“Kita punya 30 juta hektare lahan rawa, 10 juta hektare di antaranya bisa segera dimanfaatkan, begitu pula dengan lahan gambut. Tentu saja pemanfaatan lahan rawa dan gambut memerlukan teknologi, agar bisa diolah dengan baik, dan bioteknologi jadi salah satu jawabannya,” ungkapnya.

Penjelasan Ketua KTNA Indonesia ini didukung oleh Mastur, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetika (BB Biogen) Kementerian Pertanian.

Menurut Mastur, Kementerian Pertanian telah menetapkan target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dengan swasembada pangan pada 2045. Ada tujuh komoditas yang direncanakan mencapai swasembada di tahun itu, semisal padi, jagung, kedelai dan lainnya.

“Maka, perlu dukungan bioteknologi, agar target swasembada pangan tercapai. Bioteknologi sendiri tidaklah selalu identik dengan PRG, misalnya saja bagaimana menghasilkan benih tanaman baru atau hibrida, seperti yang sudah dilakukan oleh BB Gen untuk benih tanaman padi, jagung, kedelai, jeruk dan lainnya,” katanya.

Dukungan juga diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat melalui Gareth McDonald dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia.

“Kami ingin berbagi pengalaman Amerika Serikat di bidang bioteknologi dan berbagai produk rekayasa genetika,termasuk membuka peluang kerja sama di antara akademisi dan peneliti bioteknologi. Hari ini kami mendatangkan tiga peneliti bioteknologi dari Michigan State University,” ujar Gareth McDonald.

Tiga peneliti Michigan State University yang hadir, di antaranya adalah Prof. Karim Maredia, dan dua asisten profesor, yakni Hashini G. Dissanayake dan Ruth Mbabazi.

Lihat juga...