Pengunjung Terracota Army Cina Dibatasi
XI’AN – Pengelola Terracota Army di Kota Xi’an, Provinsi Shaanxi, Cina, membatasi jumlah pengunjung yang bisa datang ke museum bersejarah itu.
Pembatasan dilakukan untuk melindungi penurunan kualitas patung-patung yang terbuat dari tanah liat tersebut. “Kami akan kontrol jumlah pengunjung per-hari 65.000 orang saja,” kata Staf Bagian Pendidikan Museum Terracota Army, Liu Lu.
Menurutnya, uap yang keluar dari mulut pengunjung saat berbicara, ditengarai bisa menurunkan kualitas patung-patung yang jumlahnya mencapai 7.000-an tersebut, termasuk patung kuda tunggangan prajurit.
Tahun lalu, jumlah total pengunjung dalam satu tahun mencapai 8,6 juta, atau dalam sehari ada lebih dari 23.000 orang yang datang. Jumlah itu hanya yang tercatat, sesuai pembelian tiket dan belum termasuk pengunjung yang masuk secara gratis. “Ada beberapa kelompok yang boleh masuk secara gratis ke museum ini, yakni anak di bawah 16 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. Selain itu juga berlaku untuk tentara dan kaum disabilitas,” sebutnya.
Patung-patung yang sebelumnya tertimbun tanah dan ditemukan pada 1974 tersebut, dibuka untuk umum pada 1979. Patung-patung tersebut telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Unesco pada 1987.
Saat ini, pengelola museum terus berupaya merahabilitasi patung-patung yang sebagian besar kondisinya hancur. Sebagian yang masih utuh, dibuatkan tempat khusus yang dilindungi dengan kaca sehingga tidak tersentuh oleh pengunjung. Sementara yang hancur dikembalikan ke kondisi semula dengan melibatkan ahli dari berbagai disiplin dari perguruan tinggi.
Museum seluas 45,69 kilo meter persegi itu, menjadi daya tarik masyarakat untuk dikunjungi, baik dari Cina maupun warga asing. Patung-patung berbentuk prajurit itu sudah berusia ribuan tahun, karena diyakini dibuat pada masa Dinasti Qin. (Ant)