Penderita Thalasemia di Banyumas Tuangkan Angan dalam Novel

Editor: Koko Triarko

Alya divonis dokter menderita Thalasemia sejak usia 3 tahun. Awalnya, hal tersebut menjadi pukulan yang sangat berat bagi orang tuanya, Sugeng Suwarno dan Siti Aminah.

Bu Siti yang merupakan guru TK ini bertutur, tahun-tahun pertama merupakan tahun yang sangat berat untuknya dan suaminya yang hanya berprofesi sebagai pedagang.

Namun, semangat Alya untuk menjalani hidup dan terus berkarya seperti anak-anak normal lainnya, membuatnya sadar, bahwa Alya merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepadanya.

“Anak saya mempunyai imajinasi yang luar biasa, ia juga tekun belajar, selalu masuk rangking 10 besar di kelasnya, meskipun seringkali belajarnya terhambat oleh rasa sakit,” tutur ibu dua anak ini.

Selama menyelesaikan buku karyanya, Alya seringkali membawa laptop ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas, tempatnya menjalani transfusi darah. Untuk membuang rasa jenuh, Alya terus menulis. Baginya, menulis membuatnya bersemangat, karena ia bebas berimajinasi menjadi gadis normal.

“Saat ini saya sedang menyelesaikan buku kedua, isinya tentang kisah penderita Thalasemia. Buku kedua ini riil kisah hidup saja, semoga bisa menginspirasi teman-teman penderita Thalasemia untuk terus semangat menjalani hidup,” pungkasnya.

Lihat juga...