Pedagang di Pasar Teteg Kulon Wates Keluhkan Sepi Pembeli
Editor: Koko Triarko
YOGYAKARTA – Pascarelokasi, sejumlah pedagang pasar tradisional Teteg Kulon, Wates, Kulon Progo, mengeluhkan sepinya pembeli. Hal itu mereka rasakan sejak kepindahan lokasi pasar dari semula di kawasan simpang jalan Husada, ke jalan Tentara Pelajar, di sebelah timur RSUD Wates, sekitar akhir bulan Juni lalu.
Salah seorang pedagang, Saminten, mengaku mengalami penurunan omset hingga 50 persen lebih setelah sekitar dua minggu menempati lokasi baru. Pedagang sembako ini mengaku omsetnya turun dari semula Rp300-400 ribu per hari, menjadi sekitar Rp100-150 ribu setiap hari.
“Mungkin karena masih belum lama pindah. Jadi belum banyak langganan yang tahu. Mudah-mudahan ke depan bisa makin ramai,” ungkap nenek yang sudah 20 tahun berjualan di pasar Teteg Kulon Wates ini.

Pasar tradisional Teteg Kulon Wates direlokasi, karena hendak dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) oleh pemerintah daerah setempat. Pasar yang berada tak jauh dari Alun-alun Wates itu kemudian dipindahkan sekitar 500 meter ke sisi barat dari lokasi semula.
Sama-sama berada tepi jalan raya, lokasi pasar baru nampak lebih luas, bersih dan tertata. Dikelola oleh pihak kedua (swasta) sebagaimana pasar sebelumnya, sekitar 80 pedagang pindah dengan menempati kios-kios dan lapak-lapak baru. Selain itu, pihak pengelola juga menyiapkan kios-kios baru untuk dijual ke warga yang hendak berdagang di pasar baru tersebut.
“Untuk pedagang lama disedikan lapak dan kios dengan ukuran sama seperti di pasar dulu. Pedagang lama boleh menyewa atau membeli lapak dan kios tersebut. Tapi di samping itu, pengelola juga menyiapkan kios baru untuk pedagang baru dengan ukuran lebih luas,” kata pedagang lainnya, Ayem.