Nanang Wahyudin, Mengadvokasi Pasien Sejak Era Presiden Soeharto

Editor: Mahadeva

Nanang Wahyudin, Pendiri Yayasan Kusuma Bangsa - Foto M Amin

BEKASI – Nanang Wahyudin (51), Pendiri Yayasan Kusuma Bangsa, menghabiskan separh umurnya di bidang sosial kesehatan. Sejak 1995, waktunya dihabiskan untuk mengadvokasi pasien dari keluarga tidak mampu agar bisa berobat di rumah sakit.

Baginya, program kesehatan yang ada saat ini, bukan sesuatu hal yang baru. Program tersebut, sebenarnya sudah ada sejak era Presiden kedua Indonesia, H.M. Soeharto. “Waktu Era Pak Harto, sudah ada program Kartu Sehat (KS) dan Jaring Pengaman Sosial (JPS). Program itu disediakan bagi rakyat tidak mampu, artinya KS ini hadir sejak dulu,” ungkap Nanang kepada Cendana News, Minggu (7/7/2019).

Mengadvokasi pasien sejak 1995, Nanang mengaku memanfaatkan program kesehatan yang dibuat oleh Pak Harto melalui KS dan JPS, yang disediakan khusus bagi rakyat tidak mampu. Melalui program kesehatan di era Pak Harto tersebut, ratusan pasien bisa berobat gratis dibeberapa Rumah Sakit di Jakarta.

Saat itu, rakyat yang belum memiliki KS untuk berobat gratis bisa memanfaatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang ditandatangani RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan. Rumah sakit yang bisa dimanfaatkan adalah Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, RSCM atau Dharmais di Slipi.

Namun demikian, saat itu anggaran masih terbatas dan belum banyak seperti saat ini. Menurutnya, dulu sudah ada KS, Askeskin, dan Gakin (Keluarga Miskin). Kemudian di era selanjutnya, berubah menjadi Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), dan sekarang dikenal Kartu Indonesia Sehat (KIS).  “Harus diakui kalo alokasi anggaran dulu dan sekarang berbeda,” ujar Nanang yang sejak 2003 mendirikan Yayasan Kusuma Bangsa.

Lihat juga...