Jalan Akses Desa di Sikka Masih Sangat Memprihatinkan
Editor: Mahadeva
MAUMERE – Jalan merupakan infrastruktur yang dimanfaatkan masyarakat untuk keluar dari keterisoliran. Di bagian barat Kabupaten Sikka, yang didiami masyarakat etnis Lio, jalan raya yang menjadi akses di daerah tersebut sebagian besar belum beraspal.
“Hampir semua jalan di tiga kecamatan di bagian barat Sikka baik Paga, Mego dan Tanawawo, semuanya rusak dan belum diaspal. Khususnya jalan yang menghubungkan desa-desa di kecamatan ini,” sebut Martinus Madju, warga kecamatan Mego, Minggu (7/7/2019).
Tinus menyebut, kondisi jalan yang paling parah terdapat di Kecamatan Tanawawo. Banyak jalan akses desa dari kabupaten hanya bisa dilewati sepeda motor. “Kalau orang dari luar desa biasanya tidak berani mengendarai sepeda motor sendiri. Biasanya membayar ojek sepeda motor yang menunggu di setiap pertigaan jalan menuju ke desa. Jalannya rusak parah dan mayoritas masih jalan tanah,” sebutnya.
Akibat kondisi jalan yang sangat jelek, masyarakat kesulitan memasarkan hasil pertanian dan perkebunan ke luar desa. Apalagi jika mau membawa dalam jumlah banyak. Daya angkut sepeda motor terbatas, dan biaya mobilisasinya pun sangat mahal. “Sekali perjalanan butuh biaya Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per orang, termasuk sekarung hasil pertanian. Kendaraan pick up jarang sekali yang berani masuk ke kampung, kecuali saat musim kemarau karena tanahnya kering,” tuturnya.
Untuk kecamatan Tanawawo, jalan kabupaten baru beberapa ruas yang sudah lumayan bagus dan teraspal. Tetapi kalau ke desa tetap saja sulit, apalagi jarak dari jalan yang diaspal ke lokasi desa bisa mencapai tujuh kilometer, sedangkan jarak satu dusun dengan lain bisa sejauh dua kilometer.