Kemarau Melanda, Petani Palas Peroleh Berkah Panen Jeruk

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Peningkatan produksi buah selain pasokan air yang lancar juga penanganan pemberian pupuk yang maksimal. Masa panen bertepatan dengan kemarau membuat permintaan akan jeruk meningkat. Buah jeruk selain dijual ke pengecer sebagian dijual ke distributor di Bandarlampung dan Banten.

“Meski kemarau tetapi saya masih bisa melakukan panen jeruk dengan hasil cukup menjanjikan,” ungkap Kadeni.

Pada level petani buah jeruk siam yang dikembangkan dijual dengan harga Rp8.000 hingga Rp10.000. Oleh para pengecer keliling sekilo buah jeruk dijual dengan harga Rp13.000 hingga Rp15.000.

Selain memenuhi pasokan pasar buah, musim hajatan untuk pernikahan membuat permitaan jeruk meningkat. Menghasilkan sekitar 20 ton sekali musim panen dengan rata rata harga Rp8.000 ia bisa mendapat omzet Rp160 juta. Hasil diakuinya masih dipotong biaya tenaga kerja, pupuk, obat obatan dan perawatan.

Saminah, pemilik kebun jeruk siam Banyuwangi di Desa Kalirejo, Kecamatan Palas Lampung Selatan – Foto: Henk Widi

Petani lain bernama Saminah di Desa Kalirejo menyebut, buah jeruk siam sangat membantu petani. Sebab pada saat tanaman lain tengah tidak produktif, ia dan petani jeruk masih bisa menghasilkan panen.

Mendapat panen rata-rata satu ton saja ia sudah bisa mendapatkan hasil Rp8 juta. Sehingga hasil pertanian buah jeruk menjadi penyokong ekonomi warga.

“Menanam jeruk bisa menjadi investasi tahunan karena berbuah setahun sekali namun hasilnya lumayan,” papar Saminah.

Masa panen buah jeruk sekaligus menjadi rantai ekonomi bagi sektor usaha lain. Bagi pedagang buah jeruk, musim panen jeruk bisa menjadi peluang usaha.

Lihat juga...