Kelezatan Bika Panggang, Kue Khas Minangkabau di Koto Baru
Editor: Koko Triarko
TANAH DATAR – Bila hendak melakukan kunjungan ke Jam Gadang, Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatra Barat, cobalah untuk singgah sejenak di tepian telaga, tepatnya di jalan Raya Padang Bukittinggi km 10, Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar. Di sana terdapat makanan tradisional khas Minangkabau, yaitu Bika Panggang.
Setidaknya di sepanjang telaga Koto Baru ini, terdapat beberapa lapak dagangan yang menjual kue bika. Mengingat makanan ini makanan tradisional, maka tempat menjual bika pun terlihat cukup sederhana. Tapi jangan salah, kue bika yang dijual di sana, masih sangat hangat, karena dimasak langsung di tungku api.
Soal rasa tidak diragukan lagi, kue bika ini benar-benar dimasak secara tradisional dengan bahan kue yang tidak terlalu rumit.
Salah seorang penjual Datuak Panjang, mengatakan, bahan utama kue bika ini ialah tepung beras, lalu dicampur air, parutan kelapa secukupnya, gula pasir secukupnya dan ragi kue. Setelah dicampur, barulah dipanggang di dalam belanga tanah liat, dan cetakannya itu menggunakan daun kayu jati.

“Cara memanggangnya itu, belanga diletakkan di atas api dengan menggunakan bahan bakar kayu khusus. Dalam proses pembakaran ini, aroma kelezatan kue bika yang tengah dibakar menyebar. Jadi tak jarang, saat dibakar itu banyak pembeli yang menunggu, tidak sabar untuk mencicipi kue bika saya ini,” katanya, Sabtu (22/6/2019).
Untuk harganya, hanya Rp2.000 per satu kue bika dengan ukuran seluas telapak tangan. Sebenarnya yang membuat kue bika disukai banyak orang, bukan harganya yang murah, tapi rasanya yang lembut dan lezat.