Ramadan, Petani di Penengahan Tidak Bingung Kebutuhan

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Kebutuhan hidup masyarakat cenderung meningkat selama Ramadan dan Idul Fitri. Kendati demikian, petani di Lampung Selatan tidak mengkhawatirkan hal tersebut.

Mujiono, salah satu petani warga Desa Gandri, Kecamatan Penengahan menanami lahannya yang seluas delapan hektare dengan sayur, padi dan berbagai tanaman kayu. Jenis tanaman yang dikembangkan seperti akasia daun kecil, sengon serta gaharu, kemudian tanaman buah produktif seperti kelapa, jengkol, petai, pisang. Semuanya menjadi sumber penghasilan baginya.

Sebelum Ramadan Mujiono menyebut, permintaan kelapa muda membuat Dia bisa mendapatkan keuntungan. Harga kelapa muda perbutir Rp3.000 di tingkat petani. Permintaan kelapa muda tersebut seiring permintaan buah pisang.

Di lahan seluas setengah hektare, Dia bisa memperoleh hasil ratusan tandan pisang. Harga jual pisang berkisar Rp5.000 hingga Rp25.000 pertandan. Jenis pisang kepok dan raja nangka, memiliki harga jual tinggi antara Rp25.000 hingga Rp30.000. Penjualan pisang menjadi penghasilan setiap dua pekan.

“Komoditas pertanian yang kami tanam bisa menjadi investasi, dan petani kerap melakukan penanaman secara berjenjang untuk investasi jangka pendek serta jangka panjang,” terang Mujiono saat ditemui Cendana News, Rabu (15/5/2019).

Mujiono menerapkan penanaman multikultur dilahan miliknya. Lahan penanaman kelapa, juga dijadikan tempat budi daya jagung sekaligus pisang. Jagung bisa dipanen sesudah Idul Fitri. Pada masa tanam sebelumnya, dengan hasil panen 4 ton jagung, Mujiono bisa mendapatkan harga jual Rp4.800 perkilogram, dan bisa mendapatkan penjualan Rp19,2juta.

Lihat juga...