Pemahaman Masyarakat, Tantangan Pengembangan EWS
Editor: Koko Triarko
Menurutnya, investasi dalam penelitian dan analisis pada aspek sosial dibutuhkan untuk lebih memahami persepsi risiko dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk bertindak berdasarkan pesan peringatan.
“Alur dalam sistem peringatan dini atau early warning system (EWS), akan menyentuh fase akhir yang krusial. Yakni, ketika pesan-pesan diinformasikan kepada masyarakat berisiko untuk selanjutnya mendorong mereka untuk melakukan upaya yang tepat,” jelasnya.
Menurutnya, efektivitas proses ini sering kali bisa menjadi sangat menentukan, yaitu antara hidup dan mati ketika terjadi bencana.
Sistem ini juga menempatkan keterlibatan masyarakat dalam penilaian risiko, sehingga mereka memiliki pemahaman penuh tentang risiko yang mereka hadapi di tingkat lokal, dan tahu apa yang perlu mereka lakukan untuk mengurangi risiko ini.
“Belajar dari bencana gempa Sulteng pada 2018, ribuan jiwa menjadi korban dan ratusan ribu rumah, rusak. Data Pemerintah Provinsi Sulteng per 30 Januari 2019, mencatat korban meninggal dunia 2.685 jiwa, hilang 701, dan dikubur massal 1.016, sedangkan total kerusakan rumah mencapai 100.405 unit. Rincian rumah rusak yaitu hilang 4.050 unit, rusak berat 30.148, rusak sedang 26.122, dan rusak ringan 40.085,” jelasnya.
Namun demikian, Mami mengapresiasi langkah-langkah Indonesia dalam pengembangan sistem peringatan dini. Secara khusus, Mami memuji arahan Presiden untuk memperkuat sistem peringatan dini di Indonesia.
“Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah konkret untuk meminimalkan risiko bencana, memperkuat kesiapsiagaan dan meningkatkan kesadaran masyarakat,” ungkapnya.