Pemahaman Masyarakat, Tantangan Pengembangan EWS
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Kemampuan masyarakat untuk memahami dan merespons peringatan dini secara tepat, merupakan tantangan dalam pengembangan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, menyampaikan bahwa pihaknya sudah mengkoordinasikan perencanaan dan penyelenggaraan Multi-hazard Early Warning System, dan berharap sistem tersebut dapat memenuhi standarisasi sistem peringatan dini secara internasional dan berorientasi pada masyarakat.
“Sistem yang dibangun ini mendapatkan dukungan state of the art tecnology, sistem observasi terintegrasi, dan proses pengolahan yang cepat, berbasis seamless process type of weather and climate prediction, melalui metode impact-based forecasting,” kata Doni Monardo, lewat keterangan tertulis BNPB, di Jakarta, Kamis (30/5/2019).
Pada kesempatan itu, BNPB dan UNDRR menandatangani Deklarasi Kerja Sama dalam Pengelolaan Risiko Bencana. Kedua pihak sepakat untuk membangun kerja sama yang lebih erat dalam bidang pengelolaan risiko bencana.
Selain itu, kerja sama ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dalam membangun strategi di tingkat nasional dan lokal.
“Selain itu, mendorong penelitian, peningkatan ilmu pengetahuan, dan penerapan teknologi, serta mempromosikan kerja sama di tingkat regional dan internasional, dalam pengelolaan risiko bencana,” ujarnya.
Sementara itu, utusan Khusus PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana dan Representative of the United Nations Secretary General for Disaster Risk Reduction, Mami Mizutori, mengungkapkan hasil kajian terkait sistem peringatan dini pascabencana Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) tahun lalu.