Novelis Toto: Menulis Fiksi bagi Santri, Penting

Makmun Hidayat

DEPOK – Kegiatan literasi penting dilakukan bagi santri. Menulis fiksi merupakan bagian dari kegiatan literasi. Dengan kegiatan literasi seperti membaca, akan didapatkan pemahaman terhadap realitas sosial berikut alternatif pemecahan masalah.

Novelis R. Toto Sugiharto saat berbincang dengan Cendana News di bilangan Jalan Menpor, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (9/5/2019) siang mengatakan, santri adalah bagian dari kaum intelektual. Mereka memiliki hak yang sama atau setara dalam mendapatkan informasi dan pendidikan.

Novelis R. Toto Sugiharto tengah memberikan materi penulisan fiksi peserta “Pesantren Menulis Keliling Nusantara’, di Depok, Jawa Barat, Kamis (9/5/2019). – Foto: Makmun Hidayat

Santri termasuk agent of social change. “Oleh karena itu, santri (diharap) mampu menemukan dan mengidentifikasi masalah sosial dan menulis karya fiksi sebagai tawaran solusi masalah,” tandas salah satu pegiat budaya di Yogyakarta tersebut, yang didaulat menjadi pembicara Pesantren Menulis Keliling Nusantara.

Khazanah dunia pesantren yang terungkap dalam karya fiksi, dalam amatan Toto baru sebuah permukaan gunung es. Masih banyak potensi yang belum tereksplorasi. Hal itu menjadi potensi bagi santri untuk memproduksi karya kreatif.

Apalagi, jumlah santri dari tahun ke tahun terus bertambah, seiring bertambahnya jumlahnya pesantren. “Dari Kemenag diinformasikan jumlah santri sampai awal 2018 lebih dari 4 juta orang. 10 persen dari jumlah itu potensial sebagai kader ulama,” sebutnya menyitir sebuah data statistik.

Lihat juga...