Mahasiswa Unej Ciptakan Aplikasi “Indonesia Smart Farmer”

Editor: Mahadeva

Muhammad Firza Fahreza, Bukhori Muslim dan Syarifudin Haris Affifi saat menerima trofi dalam ajang Agribisnis Festival 2019 diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta / Foto: Kusbandono

Dengan aplikasi tersebut, petani bisa mengetahui harga produk pertanian di daerah lain. Begitu pula dengan kondisi stok komoditas. “Cukup dengan mengunduh aplikasi ini di hape petani,” kata Muhammad Firza Fahreza.

Mengenai fitur KUD virtual, ditambahkan ketiganya mengingat kondisi KUD di desa umumnya masih belum bisa bekerja optimal dan terseok-seok. Termasuk KUD yang ada di Desa Pesanggaran. “KUD di desa saya tidak berjalan dengan maksimal, karena berbagai faktor penyebab, untuk itu saya dan kawan-kawan sepakat membangun fitur tentang KUD virtual,” tambahnya.

Fitur tersebut diharapkan membantu membangkitkan potensi KUD yang sudah ada. Sekaligus menghadirkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan KUD, mengingat seharusnya semua anggota bisa mengakses data dan informasi mengenai KUD.

Karya trio mahasiswa Program Studi Teknik Elektro angkatan 2018 tersebut, diikutsertakan dalam ajang Agribisnis Festival 2019, yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Karya tulis berjudul “INSAF (Indonesia Smart Farmer) : Digitalisasi Sistem Pertanian Guna Memaksimalkan Penyerapan Hasil Tani Nasional Melalui Optimalisasi KUD Sebagai Realisasi Revolusi Industri 4.0 di Daerah Pedesaan” diikutkan dalam kompetisi tersebut.

Ide ketiganya membuahkan prestasi. Di babak final, yang diikuti oleh 15 finalis, predikat juara ketiga sukses dibawa pulang ke Kampus Tegalboto. Sementara di posisi pertama diduduki tim Universitas Negeri Semarang, disusul tim Universitas Brawijaya di peringkat kedua.

Dalam babak final dewan juri memuji aplikasi INSAF karya Bukhori, Firza dan Syarifudin, yang dapat membantu petani mengelola produksinya. “Saran dari dewan juri, perlu realisasi kepada para petani dengan cara menggandeng pihak pemerintah, perguruan tinggi dan pihak lainnya seperti provider seluler. Jangan lupa perlu ada pendidikan literasi TIK bagi petani, dan pembenahan manajemen KUD agar ide ini bisa jalan. Kegiatan literasi TIK bagi petani dapat diwujudkan misalnya saja dengan pengerahan mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata,” tandas Syarifudin.

Lihat juga...