Menunggu Buka Puasa, Sambil Belajar Agama di Masjid Sunda Kelapa

Pengurus Paska Ahmad Izzuddin memberi pengarahan pada para peserta sebelum berbuka puasa di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Jakarta Pusat, Minggu.(12/5/2019) (Foto Ant)

JAKARTA – Anak-anak yatim dan duafa di Jakarta, mendapat kesempatan memperdalam ilmu agama dalam kegiatan pesantren kilat Ramadan di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta.

Pada acara yang berlangsung antara 12 hingga 25 Mei 2019, anak-anak tersebut mengikuti kegiatan mulai pukul 13.00 WIB sampai waktu berbuka puasa tiba. “Kita mulai program hari ini, jumlah peserta ada 200 anak dari yatim dan kaum duafa. Mereka kita bina dalam pesantren kilat Ramadan selama 14 hari,” kata Ahmad Izzuddin, pengurus program pembinaan anak asuh Masjid Agung Sunda Kelapa (Paska).

Izzuddin mengatakan, 60 persen materi belajar dalam Paska mengenai Alquran, sisanya mencakup ilmu fiqih, tauhid, tarikh, aqidah, dan akhlak. Pelajaran disampaikan oleh 20 orang pengajar.

Program belajar yang berlangsung selama 14 hari itu, khusus menyasar anak-anak usia sembilan hingga 14 tahun, yang orang tuanya sudah meninggal dunia dan masuk kategori miskin menurut pemerintah. Hal tersebut dibuktikan dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan. “Ada survei juga dari tim kita ke rumah pendaftar sebagai ikhtiar agar programnya tepat sasaran,” kata Izzuddin.

Setelah mengikuti program, peserta akan mendapat semacam rapor. “Seperti rapor sekolah, tapi bentuknya lembaran. Kita bagikan nanti setelah 14 hari selesai dilaksanakan,” kata Ketua Pengurus Paska dan Panitia Ramadan, Ahmad Sa’id.

Program yang sudah dilaksanakan sejak 1995 itu, berawal dari keprihatinan pengurus masjid pada minimnya akses pendidikan agama bagi anak jalanan. Seiring dengan perkembangan waktu, target program bergeser ke anak-anak yatim dan kurang mampu dalam arti luas, bukan hanya mereka yang tinggal di jalanan.

Lihat juga...