Kelangkaan Telur Ayam Ras Resahkan Masyarakat di Piru
AMBON — Telur ayam ras di Piru, ibu kota Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, pada awal pekan ini ternyata langka sehingga meresahkan masyarakat, terutama umat Islam yang sedang menunaikan puasa 1440 Hijriah.
Salah seorang pedagang di Piru, Win, membenarkan, stok telur ayam ras sudah habis sejak pekan lalu.
“Saya sedang pengadaan dari para peternak di Desa Hatusua, Kabupaten Seram Bagian Barat. Namun, hingga saat ini belum dipasok sehingga kerepotan ditanya para ibu rumah tangga, terutama yang beragama Islam guna mempersiapkan kue maupun makan lainnya untuk berbuka puasa,” ujarnya, dihubungi dari Ambon, Maluku, Kamis (9/5/2019).
Dia mengaku sejak 2018 memasok telur ayam ras produksi peternak Desa Hatusua karena kualitasnya baik, tidak busuk, atau pecah.
“Kan jarak tempuh Piru – Hatusua hanya sekitar 40 menit sehingga kualitas produksi telur dari sana terjamin,” kata Win.
Dia memperkirakan bila telur produksi peternak Desa Hatusua sudah ada, maka kemungkinan harganya naik karena sebelum terjadi kelangkaan dijual Rp310.000 per ikat (180 butir).
“Kami menyesuaikan dengan harga jual di sentra produksi. Bila harganya naik, maka pasti hukum ekonomi berlaku karena pedagang pastinya tidak mau rugi,” tandasnya.
Disinggung pasok telur dari para agen di Ambon, ibu kota provinsi Maluku, dia menjelaskan, membutuhkan anggaran besar dibandingkan pengadaan dari Desa Hatusua.
“Bayangkan kalau pengadaan telur ayam ras dari Ambon, maka perlu mengeluarkan ongkos transportasi ke dermaga penyeberangan ferry Hunimua, Desa Liang, Dulau Ambon – Waipirit, maupun tiket ferry, ongkos buruh, belum lagi telur sering busuk atau pecah bila sudah tiba di Piru,” ujar Win. [Ant]