FIKOMM UMBY Edukasi Kader Desa Wisata Bukit Mojo
Editor: Mahadeva
YOGYAKARTA – Kesadaran untuk mengembangkan tempat wisata di Yogyakarta, sampai saat ini masih dipahami hanya sebatas pada penambahan fasilitas fisik saja. Padahal, pengembangan potensi wisata mestinya dilakukan dengan konsep terintegrasi antara fasilitas fisik dan pengelolaan manajemen pariwisata.
Hal itu diungkapkan Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia Universitas Mercu Buana Yogyakarta (FIKOMM UMBY), Rani Dwi Lestari, M.A. Menurutnya, ada banyak hal yang perlu dikembangkan dalam manajemen pariwisata, termasuk mengenai upgrading SDM pengelola desa wisata. “Ini penting agar mereka bisa menjadi kader wisata yang tak hanya mampu mengelola potensi wisata secara konvensional, tetapi juga harus berbasis teknologi,” tuturnya.
Pembentukan kader desa wisata menjadi hal yang penting dilakukan, mengingat saat ini pengelolaan wisata khususnya desa wisata berbasis wisata alam masih dilakukan secara swadaya. Sehingga, kesadaran pengembangan wisata hanya dilakukan seadanya karena sering dianggap sebagai pekerjaan sampingan. “Ini yang justru dapat menjadi bumerang di masa mendatang. Karena pengelolaan wisata menjadi tidak terarah dan akhirnya terbengkalai,” ungkapnya.
Mengatasi persoalan itu, FIKOMM UMBY, berinisiatif memberikan pengetahuan mengenai pengembangan desa wisata dengan konsep manajemen pariwisata berbasis Integrated Marketing Communication (IMC). Kegiatannya dengan membentuk kader desa wisata.
