Buras, Kuliner Berbuka Puasa dan Idul Fitri di Balikpapan
Editor: Mahadeva
BALIKPAPAN – Sajian menu kuliner di Ramadan dan Idul Fitri warga Balikpapan, cukup beragam. Hal tersebut tidak terlepas dari posisi kota minyak tersebut yang warganya sangat heterogen.
Salah satu menu khas yang dikenal warga setempat adalah, Buras. Makanan khas yang dari Sulawesi tersebut sebenarnya lontong. Buras dibuat dari beras dan santan, yang dibungkus daun pisang kemudian dimasak dengan cara dikukus.
Menu tersebut saat ini sedang mudah ditemukan karena bulan puasa. Apalagi saat Idul Fitri, menu tersebut bisa menjadi menu andalan keluarga, sebagai hidangan berlebaran. Untuk mengonsumsi Buras tidak selalu harus bersama lauk atau sayur. Rasa gurih dari Buras, membuat makanan tersebut bisa disajikan tanpa lauk, atau hanya dengan sambal kacang, telur rebus, atau sambal haban.

Buras menjadi hidangan wajib Idul Fitri, dan disajikan bersama Lontong Opor atau Coto Makassar. Terkenal sebagai hidangan saat Idul Fitri di sekitar Sulawesi Tengah, Gorontalo, hingga Kalimantan. Sering dijadikan sebagai bekal untuk perjalanan, karena mampu bertahan hingga dua hari.
Zubaidah, salah Seorang Pedagang Pasar Ramadan menyebut, buras dijual karena ada konsumen yang mencari makanan tersebut. “Kuahnya dari santan kental, sebagai pelengkap agar buras terasa nikmat saat dimakan. Harganya hanya Rp7.000 untuk dua buras,” katanya, Sabtu (25/5/2019).
Cara membuat buras juga tidak sulit. Beras yang dibungkus dengan daun pisang dikukus. “Berbagai macam lauk menjadi pelengkap buras, tergantung mereka mau makan dengan apa? Tapi yang kami jual hanya kuah santan,” jelasnya.