Batan Kembangkan Sorgum Jadi Alternatif Makanan Sehat
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sorgum termasuk tanaman yang bisa tumbuh di daerah yang kering dan sangat kering. Sehingga bisa menjadi substitusi padi, jagung maupun tebu pada daerah yang sangat kering.
“Sorgum ini banyak ditanam di daerah NTB dan NTT. Yang memang kita tahu, kedua daerah itu termasuk daerah dengan curah hujan rendah. Dan bisa juga ditanam pada daerah-daerah yang karena perubahan iklim menjadi lebih panas,” papar Soeranto.
Selain itu, ia menambahkan, bahwa sorgum juga mampu bertumbuh pada tanah dengan kadar asam tinggi. Sehingga menjadikan sorgum sebagai tanaman alternatif pada tanah yang terpapar asam.
Menurut data Kementerian Kesehatan, sorgum memiliki tingkat kalori 332 kal, protein 11 gram, lemak 3,3, karbohidrat 73 dan kalsium 28.
“Sorgum ini adalah makanan asli dari Afrika. Kandungan kalsiumnya tinggi, yaitu 28. Sementara beras hanya 6. Dan protein sorgum itu 11, bandingkan dengan padi yang hanya 6,8. Maka nggak heran, kalau banyak pelari itu asalnya dari Afrika,” ucap Soeranto sambil tertawa.
Untuk pemasaran sorgum ini, Soeranto menyebutkan, Batan sudah menjalin kerja sama dengan pihak pemda, perguruan tinggi dan pengusaha.
“Seperti dengan IPB, mereka meneliti sorgum hasil Batan ini menjadi mie. Sementara para pengusaha, banyak yang mengolah tepung sorgum menjadi bahan baku kue, kecap dan sirup,” urai Soeranto.
Bibit sorgum Indonesia pun diakui oleh FAO. Yang akhirnya menghasilkan penghargaan Outstanding Achievement Award sebagai respon atas laporan dari berbagai negara Afrika yang mendapatkan hasil optimal dari benih milik Batan.
“Sebenarnya Indonesia memiliki banyak potensi. Seperti Sorgum ini yang bisa membantu pemerintah untuk menciptakan ketahanan pangan. Asal masyarakat sudah mengerti manfaat sorgum,” pungkas Soeranto.