Warga Ketapang Budidayakan Tebu Kuning
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Budi daya tanaman tebu bagi sebagian orang masih belum dianggap sebagai peluang menghasilkan uang. Padahal, nilai jual tebu cukup menjanjikan.
Ahmad Fadoly (40), warga Desa Sidoasih, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan membudidayakan tebu (Saccharum officinarum L) varietas tebu kuning. Penanaman tebu memanfaatkan lahan kosong di tepi Jalan Lintas Timur (Jalinpantim) Sumatera. Budi daya tebu kuning atau tebu morris, bermula dari usaha berjualan es tebu. Kebutuhan bahan baku, membuat Dia mulai mengembangkan tanaman tersebut dengan sistem stek batang.
Bibit tebu didatangkan dari Lampung Timur. Menanam ratusan batang, kini ratusan rumpun tanaman tersebut, sudah memasuki generasi kesembilan dan masih terus berkembang. Seusai berhenti berjualan es tebu, Doly memilih menjadi pemasok tebu kuning. Peluang yang ada mendorongnya, mengembangkan tebu secara serius. Setiap pekan, Doly, menerima pesanan 500 hingga 700 batang tebu dari 20 hingga 30 pedagang es tebu.
“Saat ini saya fokus pada usaha kuliner makanan pecel lele namun budi daya tebu masih saya jalankan, karena proses perawatan mudah dan murah, yang terpenting rutin melakukan pembersihan lahan dan pemberian pupuk,” terang Ahmad Fadoly saat ditemui Cendana News, Senin (15/4/2019).

Ahmad Fadoly menanam tebu saat harga jual masih Rp500 perbatang. Saat ini, tebu ukuran satu meter harganya Rp2.000 perbatang. Dengan harga tersebut, omzet yang didapat Rp1juta untuk sekali kirim. Selain dikonsumsi, tebu kuning yang kerap dipergunakan sebagai pelengkap upacara adat Bali, membuat kebutuhan tebu cukup banyak. Khusus untuk kebutuhan upacara adat permintaan bisa mencapai ratusan batang.