Tekan Kerusakan Lingkungan, Warga Lamtim Lakukan Konservasi

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Kerusakan akibat abrasi oleh gelombang laut, angin di pesisir Lampung Timur (Lamtim) berimbas bentang alam wilayah tersebut berubah. Salah satunya kawasan kampung nelayan Sembilangan yang pernah dihuni warga, tenggelam oleh air laut.

Didit Widyanto. Foto: Henk Widi

Kondisi tersebut dibenarkan Didit Widyanto (28) salah satu pegiat mangrove, pemerhati lingkungan asal Desa Karya Makmur, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lamtim. Ia menyebutkan, jarak bibir pantai dengan kondisi saat ini semula sekitar 500 meter.

“Masifnya abrasi oleh gelombang, angin didorong hilangnya vegetasi kawasan pesisir membuat warga berpindah tempat tinggal. Sejak tahun 1975 kawasan pantai Desa Karya Makmur masih didominasi vegetasi magrove, api api, pandan dan tanaman lain,” terang Didit Widyanto saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (24/4/2019).

Kawasan yang dikenal dengan sebutan pantai Mutiara Baru tersebut memiliki kontur unik dengan berbagai keanekaragaman hayati. Salah satu gerakan yang dilakukan di antaranya green campaign penanaman 10.000 batang mangrove.

“Bersama masyarakat serta sejumlah relawan peduli lingkungan, lembaga pendidikan, unsur pemerintah serta perusahaan dilakukan penanaman berkala sejumlah pohon penahan abrasi didominasi tanaman bakau atau mangrove sebagai vegetasi asli di wilayah pesisir timur Lampung,” sebutnya.

Ribuan pohon mangrove tersebut merupakan donasi dari lembaga pendidikan di Lampung. Selain itu upaya konservasi dan rehabilitasi kawasan pesisir mendapat dukungan penuh dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih Way Sekampung (BPDAS-WSS) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Lihat juga...