Harga Minyak Melonjak karena AS Perketat Tekanan Iran
NEW YORK — Harga minyak dunia melonjak lebih dari dua persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mendekati level tertinggi enam bulan, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang ketatnya pasokan global setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan larangan lebih lanjut terhadap ekspor minyak Iran.
Washington mengatakan akan menghapuskan semua keringanan yang memungkinkan delapan negara untuk membeli minyak Iran tanpa menghadapi sanksi-sanksi Amerika Serikat pada Mei.
“Premi risiko geopolitik kembali di pasar minyak, dalam cara yang besar. Sebagian besar, jika tidak semua, kepentingan komersial yang sah akan menghindari pembelian minyak Iran. Aliran Iran akan berkurang menjadi menetes,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, naik 1,70 dolar AS atau 2,66 persen, menjadi menetap pada 65,70 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak sempat mencapai 65,92 dolar AS per barel, tertinggi sejak 31 Oktober.
Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik 2,07 dolar AS atau 2,88 persen, menjadi ditutup pada 74,04 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Acuan global Brent menyentuh 74,52 dolar AS per barel, tingkat tertinggi sejak 1 November tahun lalu.
Presiden AS Donald Trump telah memutuskan untuk tidak menerbitkan kembali keringanan sanksi-sanksi yang memungkinkan importir besar untuk terus membeli minyak Iran ketika mereka berakhir pada awal Mei, Gedung Putih mengatakan Senin (22/4/2019).
Pada November AS menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap ekspor minyak Iran tetapi memberikan keringanan kepada delapan pembeli utama Iran, yakni China, India, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Turki, Italia dan Yunani. Mereka diizinkan untuk terus melakukan pembelian terbatas selama enam bulan.