Warga Terdampak Banjir di Mamuju Bertahan di Tenda Darurat

Ilustrasi -Dok: CDN

Akhirnya, pada Kamis (7/3), warga Lingkungan Sama mengungsi di Kantor Lurah Bebanga, Kecamatan Kalukku selama tiga hari.

“Memang, warga menginginkan bisa bertahan di Kantor Lurah Bebanga, tetapi karena pemerintah sudah menetapkan akhir masa tanggap darurat, sementara warga tidak berani kembali ke rumahnya sehingga mencari lahan untuk ditempati,” ujarnya.

Pihaknya berharap, ada solusi dari pemerintah, sebab sebagian besar pengungsi adalah anak-anak yang jumlahnya mencapai lebih 100 orang.

“Jadi, kami tidak tahu sampai kapan akan bertahan di sini. Sebab, untuk kembali ke Kampung Sama sudah tidak mungkin, karena sudah tidak layak dan tidak aman didiami,” terang Basir.

Ia menyatakan, warga tidak berani kembali ke rumahnya masing-masing di Lingkungan Sama, karena kondisinya sangat membahayakan.

Kawasan itu, lanjutnya, dikelilingi perbukitan dan sungai, sehingga setiap terjadi hujan, warga ketakutan karena khawatir terjadi longsor dan banjir.

“Banjir yang paling kami takutkan, apalagi saat ini ada retakan di perbukitan, sehingga Lingkungan Sama sudah tidak aman lagi dihuni. Lingkungan Sama dikelilingi perbukitan dan sungai, sehingga jika terjadi longsor atau banjir, tidak ada tempat berlindung atau mengungsi yang aman. Itulah alasan warga termasuk saya, tidak berani kembali ke sana,” tutur Basir.

Kepala Lingkungan itu berharap, pemerintah mencarikan lahan yang aman dan tidak jauh dari Lingkungan Sama sebagai lokasi relokasi warga.

“Kami berharap, bisa direlokasi tidak jauh dari lokasi Lingkungan Sama. Sebab, kebun dan lahan pertanian sebagai satu-satunya sumber penghidupan masyarakat masih bisa dikelola. Hanya tempat bermukim yang sudah tidak layak di Lingkungan Sama,” terang Basir. (Ant)

Lihat juga...