Tanggul Bengawan Solo di Kanor, Bojonegoro Kritis
BOJONEGORO – Tanggul kanan Sungai Bengawan Solo di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Bojonegoro kritis.
Kondisi tersebut, dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) di Solo, Jawa Tengah. “Informasi dari warga ada tanggul Bengawan Solo kritis sudah kami laporkan kepada BBWSBS,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Bojonegoro, Nadif Ulfia, Sabtu (9/3/2019).
Warga Desa Kanor, disebutnya mengkhawatirkan kondisi tanggul kanan Bengawan Solo yang kondisinya kritis, karena longsor. “BBWSB sudah meninjau lokasi tanggul Bengawan Solo di Kanor. Hari ini pihak BBWSBS akan mengkoordinasikan dengan pihak desa untuk penanganan darurat,” kata Nadif.
Seorang warga Desa Kanor, Bojonegoro, Zainuddin (45), mengatakan, warga di dekat tanggul kanan Bengawan Solo di Desa Kanor, ada 40 Kepala Keluarga (KK). “Tapi kalau tanggul di Kanor jebol, maka genangan luapan Bengawan Solo bisa merambah sejumlah desa di Kecamatan Kanor,” ujarnya.
Tanggul kanan Bengawan Solo di Kanor, yang kondisinya kritis ada di dua lokasi. Masing-masing memiliki panjang sekira tiga meter dan lima meter. Saat ini tanggul di lokasi tersebut memiliki ketebalan berkisar satu hingga 1,5 meter.
Saat ini dengan ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro statusnya siaga kuning. Jarak air dengan tinggi tanggul hanya sekira dua meter. “Warga terutama yang ada di dekat tanggul khawatir tanggul jebol kalau air Bengawan Solo ketinggiannya terus meningkat,” kata Zainuddin.
Data dari Perum Jasa Tirta (PJT) I Subdivisi Jasa ASA III/3 Bojonegoro menyatakan, ketinggian air Bengawan Solo di hilir terus menurun. Ketinggian di Taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, mencapai 14,18 meter, pada Sabtu, pukul 09.00 WIB. Begitu pula ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu pada waktu bersamaan juga turun di bawah siaga banjir dengan ketinggian 27,18 meter. (Ant)