Pemilik Usaha Ekspedisi Hasil Pertanian Enggan Gunakan Jalan Tol
Editor: Mahadeva
Alasan lain adalah. JTTS masih belum dilengkapi fasilitas lampu penerangan. Belum memiliki fasilitas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), rest area membuat mereka enggak menggunakan jalan tol. Di Jalinsum, dari wilayah Kalianda hingga Bakauheni tersedia enam SPBU, yang sebagian beroperasi 24 jam.
Toyifun (45), pemilik usaha jasa ekspedisi sekaligus pengepul hasil pertanian di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan juga menyebut tidak menggunakan jalan tol. Meski wilayahnya dilintasi jalan tol, Dia memilih melintas di Jalan Lintas Pantai Timur (Jalinpantim), untuk menuju ke Pelabuhan Bakauheni. “Perhitungan waktu dan kepraktisan untuk usaha ekspedisi komoditas pertanian yang saya jalankan membuat saya tidak memakai jalan tol,” ujar Toyifun.
Toyifun harus menyisir lokasi pengepulan, untuk mendapatkan komoditas pertanian. Sejumlah desa di sepanjang jalur menuju ke pelabuhan Bakauheni kerap masih menjadi tempat untuk mengumpulkan tandan pisang. Sekali proses pengiriman, Dia membawa sekira 300 tandan pisang ke wilayah Banten. Sebaliknya saat akan melakukan pengiriman ke wilayah Lampung, Dia membawa es balok menggunakan Jalinpantim.
Akses Jalinpantim yang sudah diperbaiki terutama pada titik jalan berlubang dan bergelombang, menjadiukan laju kendaraan menjadi lebih lancar. Pengguna jalan tol umumnya merupakan pemilik usaha ekspedisi yang berada di wilayah Kecamatan Ketibung, Sidomulyo, Natar. Mereka berada di dekat gerbang tol. Meski demikian, sejumlah pengusaha ekspedisi yang memiliki relasi dengan pengurus jasa penyeberangan, rumah makan masih tetap harus menggunakan Jalinsum menuju ke pelabuhan Bakauheni.