MRT-LRT Jakarta Kurangi Kerugian Akibat Kemacetan
Editor: Koko Triarko
“Kenapa itu badan usaha milik daerah? Karena ada unsur PSO-nya. Negara itu bukan cari untung,” tegas Anies.
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Perekonomian DKI, M Abas, mengusulkan tarif MRT, yakni Rp10.000 Jakarta fase 1 rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI). Sementara LRT Jakarta fase 1 rute Kelapa Gading-Velodrome, Pemprov DKI mengusulkan tarif Rp6.000. Usulan tersebut disampaikan dalam rapat bersama Komisi C Bidang Keuangan DPRD DKI Jakarta.
“Usulan Pemprov melalui suratnya Pak Gubernur, untuk MRT tarifnya sebesar Rp 10.000 dan LRT sebesar Rp 6.000, rata-rata,” ujarnya.
Abas menjelaskan, tarif keekonomian untuk MRT Jakarta sebenarnya Rp31.659 per penumpang, sementara tarif keekonomian untuk LRT Jakarta, Rp 41.655.
Karena itu, Pemprov DKI harus menggelontorkan subsidi dari APBD, agar tarif yang dikenakan kepada penumpang bisa Rp10.000 untuk MRT dan Rp6.000 untuk LRT.
Untuk MRT Jakarta, kata Abas, jumlah subsidi yang dibutuhkan per penumpang, yakni Rp21.659. Sementara subsidi per penumpang untuk LRT Jakarta, Rp 35.655. Kemudian, estimasi jumlah penumpang pada 2019 untuk MRT Jakarta, 65.000 per hari, dan LRT Jakarta, 14.255 penumpang per hari.
Dengan demikian, jumlah subsidi yang dibutuhkan sebesar Rp572 miliar untuk MRT, dan Rp327 miliar untuk LRT pada 2019 ini.
Abas menyampaikan, kebutuhan subsidi untuk MRT Jakarta masih di bawah anggaran subsidi yang sudah dialokasikan dalam APBD DKI 2019.
“Kebutuhan riil subsidi untuk LRT itu sama dengan jumlah alokasi anggaran yang sudah disediakan (Rp327 miliar),” jelasnya.