Mekarsari Pamerkan Varietas Unggulan di Festival Melonial
Editor: Satmoko Budi Santoso
“Waktu awal penelitian, tim Taman Buah Mekarsari memang fokus pada penggaluran terlebih dahulu. Sehingga bisa menghasilkan varietas baru dalam jumlah banyak,” papar Caca.
Caca menjelaskan bahwa penggaluran ini adalah proses mencari indukan melon, yaitu tertua jantan dan betina untuk hasil unggulan.
“Untuk SH1 dan SH2 berhasil pada awal 2018 dan untuk 3 varietas lainnya rencana awal mau di-launching pada akhir 2019 ini. Kalau pada festival melonial kita pamerkan, hanya untuk melihat respon masyarakat,” ujar Caca.
Kelebihan lainnya, melon jenis SH ini bisa memiliki 2 buah dalam satu batang.
“Kita biasanya memilih dari ruas daun kedelapan. Lalu naik 5 ruas lagi, untuk lokasi buah selanjutnya,” urai Caca.
Dari penanaman, dalam waktu 20 hingga 23 hari sudah tumbuh bunga. Seminggu kemudian akan muncul bakal buah.
“Kalau hama dan penyakit biasanya yang menyerang melon adalah hama trips dan embun bulu. Embun bulu ini akan meninggalkan bekas bercak putih pada daun,” kata Caca.
Tapi Caca menegaskan bahwa setiap varietas yang diciptakan oleh Taman Buah Mekarsari, memiliki daya tahan yang cukup tinggi pada hama dan penyakit.
“Suhu juga perlu diperhatikan. Untuk melon biasanya 25 hingga 35 derajat Celcius. Kalau terlalu panas daunnya akan mengkerut yang akan mempengaruhi proses fotosintesis. Sehingga asupan nutrisi untuk buah juga akan berkurang,” ucapnya lebih lanjut.
Untuk membentuk buah melon menjadi bentuk hati atau kotak bisa dimulai sejak melon berumur 1 bulan setelah masa tanam, yaitu saat ukuran buah sebesar telur ayam.
“Tanaman melon bisa ditanam di lahan, polybag maupun tabulampot. Terserah kepada yang mau menanam saja. Jadi kalau ada yang tertarik ingin melihat cara menanam melon dan memilih bibit yang disukai bisa datang saat festival melonia pada 16 hingga 14 April mendatang,” pungkas Caca.