Kerupuk Eyek-Eyek, Kuliner Gurih Berbahan Singkong
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Ketelatenan pemanfaatan kebun untuk budi daya tanaman pangan, mendorong kemunculan kuliner tradisional. Menu tersebut memanfaatkan bahan baku hasil perkebunan.
Suprihastini, salah satu warga Dusun Karanganyar, Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, menanam singkong, sebagai bahan baku pembuatan kue tradisional salah satunya eyek-eyek. Eyek-eyek, adalah sejenis kerupuk namun untuk membuatnya menggunakan bahan baku singkong. Umumnya, kuliner dari singkong cukup dibuat dengan menggoreng atau membuat kolak singkong, atau keripik singkong.
Eyek-eyek dibuat menggunakan singkong parut baik secara manual atau dengan mesin. Selanjutnya dipisahkan antara tepung kasar dan aci. Pemisahan tersebut dilakukan dengan memeras tepung kasar singkong sehingga diperoleh endapan halus yang disebut dengan tepung aci. “Tepung singkong kasar yang berbentuk adonan selanjutnya dicetak memakai alat khusus bisa tutup toples atau cetakan khusus sehingga membentuk bulatan yang seragam,” beber Suprihastini, Sabtu (9/3/2019).
Adonan tepung singkong kasar sebelum dicetak, diberi bumbu penambah cita rasa. Bumbu yang dibutuhkan seperti garam, ketumbar, penyedap rasa, bawang putih. Untuk rasa orisinal tidak ditambahkan bumbu, karena singkong yang dibuat sudah memiliki rasa gurih. Pewarna makanan merah juga kerap dipakai untuk menarik tampilan. Setelah semua bahan dicampurkan dalam adonan, proses pencetakan dilakukan di atas meja beralas plastik.
Selanjutnya eyek-eyek dijemur, dengan waktu pengeringan maksimal dua hari. Selama proses pengeringan kerupuk eyek-eyek, hasil pemisahan endapan tepung singkong menjadi aci juga dijemur. Tepung aci tersebut bisa dipergunakan untuk pembuatan kuliner lain berupa empek empek atau kue tradisional lain. Lima kilogram singkong dapat dibuat Suprihastini memjadi kerupuk ratusan kerupuk eyek-eyek. Pembuatan yang dilakukan saat ini, sebagai persiapan saat bulan suci Ramadan serta hari raya Idul Fitri.