LHOKSEUMAWE – Budidaya udang windu prospektif dilakukan di Kota Lhokseumawe, selain karena ketersediaan lahan juga merupakan salah satu komoditas lokal yang memiliki harga bagus.
“Pemerintah Kota Lhokseumawe, melalui dinas terkait akan berusaha supaya udang windu kembali dibudidayakan oleh petani tambak dan menjadi salah satu prioritas hasil budidaya di Kota Lhokseumawe,” ungkap M. Rizal, Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian (DKPP), Kota Lhokseumawe, Jumat.
Dikatakan, udang windu atau udang tiger sudah pernah dibudidayakan secara besar-besaran oleh petani tambak di Lhokseumawe dan sepanjang wilayah perairan timur Aceh pada era tahun 1980 hingga 1990-an. Akan tetapi akibat terserang virus aneh banyak usaha budidaya gulung tikar.
Karena sebagaimana diungkapkan olehnya, akibat ketidaktahuan petani dalam budidaya udang windu secara baik dan benar, mengakibatkan udang windu mudah terserang penyakit dan tidak tahan lama.
“Seperti kelebihan pemupukan pada lahan tambak, penggunaan pestisida atau insektisida berlebihan juga dapat menjadikan salah satu penyebab tidak tahannya udang Windu tersebut. Kita lakukan pendampingan agar petani dapat lebih paham tentang cara pembudidayaan udang yang baik dan benar,” kata Rizal.
Oleh karena itu, ke depan pihaknya akan berusaha supaya petani tambak mau membudidayakan kembali udang windu secara baik dan benar sehingga terhindar dari penyakit, meskipun ada varietas udang sebagai pendatang baru lain yang hendak berkembang saat ini seperti udang Vaname.
“Ke depan kita akan berupaya, Supaya petani tambak mau membudidayakan udang windu yang merupakan jenis udang lokal dapat menjadi produk unggulan daerah,” kata M. Rizal.