Kasus TBC di Parigi Moutong Tinggi
PARIGI – Penyebaran penyakit tuberculosis atau TBC di Parigi Moutong masih tinggi. Di 2018, jumlahnya mencapai 716 kasus.
Kepala Bidnag Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Parigi Moutong, Elen Ludia Nelwan, mengemukakan, tingginya pengidap kasus penyakit menular tersebut, karena masih kurangnya kesadaran masyarakat menjaga pola hidup sehat. “TBC penyakit sangat berbahaya dan mematikan, jika tidak tepat penanganannya,” ungkapnya.
Elen menyebut, jumlah kasus TBC di Parigi Moutong masih cukup tinggi. Kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Palasa, dengan 35 kasus, disusul Kecamatan Sienjo dengan 33 kasus dan Kecamatan Parigi dengan 31 kasus. “Penyebaran penyakit itu relatif mudah dan cepat, karena bisa melalui udara. Penderita TBC seringkali memiliki riwayat tertular dari penderita lainnya,” ungkapnya.
Gejala TBC biasanya adalah batuk, nafsu makan hilang, demam dan keringat dingin pada malam hari. Kemudian batuk berdarah, kurang bergairah, rasa nyeri di dada, dan batuk berdahak selama 21 hari. Selain masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang gejala dan penularan penyakit tersebut, sosialisasi tentang penyakit menular khusunya TBC dinilai masih kurang optimal.
Wakil Bupati Parigi Moutong, Badrun Nggai, mengimbau Dinas Kesehatan agar bekerja keras menekan angka penularan TBC. “Kita ingin lima tahun ke depan, Parigi Moutong bebas dari TBC. Puskesmas harus menjadi ujung tombak,” harapnya.
Sesuai arah kebijakan pemerintah setempat, di 2020 Pemkab Parigi Moutong memprioritaskan tiga program unggulan yaitu Parigi Moutong cerdas (bidang pendidikan), Parigi Moutong sehat (bidang kesehatan) dan Parigi Moutong Khatulistiwa (bidang pariwisata). Hal tersebut, sesuai visi dan misi yang diusung di Pilkada 2018 lalu sebagai proyek perubahan pembangunan daerah. (Ant)