Yonas, Sarjana Kesehatan yang Menjadi Pemangkas Rambut
Editor: Mahadeva
Dari hasil usaha pangkas rambut, Yonas bisa membiayai kuliah dua adiknya, dan memenuhi kebutuhan keluarga. Hingga sekarang, pria yang masih lajang tersebut, tidak lagi memiliki keinginan menjadi pekerja kantoran. Saat ini Yonas saat bepergian menggunakan sepeda motor besar seharga Rp20 juta, hasil kerja kerasnya. Sewa tempat usaha sebesar Rp5 juta setahun, bisa dibayarnya. Mimpi untuk bisa sukses menjadi pengusaha besar di bisnis pangkas rambut, tetap tertanam di dalam dirinya, dan akan terus digapainya.
“Untuk anak-anak muda di Kota Maumere dan NTT, kita jangan berpikir hidup itu hanya menjadi pegawai negeri atau karyawan saja, tapi bisa menjadi pengusaha dan mempekerjakan orang lain,” pesannya.
Bagi yang ingin berusaha, Yonas berpesan, jangan membuka usaha karena melihat orang lain sukses dengan usaha tersebut. Carilah jenis usaha lain, yang sesuai kemampuan dan bakat yang dimiliki, sebab masih banyak bidang usaha yang bisa digeluti.
Ilmu kesehatan yang didapat selama belahar, kini diterapkan di tempat usahanya. Lebih baik mencegah daripada mengobati, membuat pria 29 tahun tersebut, selalu menjaga agar alat-alat pangkas rambut yang digunakan harus steril. “Saya selalu menggunakan pisau cukur atau silet sekali pakai dan dibuang. Ini untuk mencegah, sebab terkadang terkena kulit pelanggan dan berdarah. Penyakit rentan sekali menyebar melalui darah,” ungkapnya.
Yonas mengaku harus merevolusi mentalnya, dari berpikir menjadi pegawai menjadi pengusaha. Merubah pola pikir dari sarjana yang bekerja di kantor, menjadi sarjana yang bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain.