Warga Bakauheni Manfaatkan Peluang Usaha di Musim Buah Duku

Editor: Koko Triarko

Duku asal Sumatra Selatan atau dikenal sebagai Duku Palembang, lanjut, Sri Minatun, memiliki ciri khas buah berukuran besar, namun biji kepet atau bahkan tidak berbiji. Sebagian buah Duku lokal asal Lampung, kerap dijual dengan harga lebih rendah sekitar Rp7.000 per kilogram.

Sehari berjualan Duku, Sri Minatun mengaku bisa menjual sekitar 70 karung, atau 1,4 ton. Buah Duku yang baru datang paling banyak diminati, karena kondisi kulit masih terlihat segar berwarna kuning.

Sebagian buah Duku yang sudah dijual tiga hari kerap dijual dengan harga miring, hingga Rp6.000 lebih rendah dari harga normal, yakni Rp10.000. Meski kulit buah Duku berwarna coklat karena layu, ia memastikan buah Duku masih dalam kondisi baik.

“Sebagian konsumen kerap melihat kondisi penampilan luarnya, sehingga kerap saya persilahkan membuka langsung Duku sekaligus mencicipi,” beber Sri Minatun.

Sri Minatun menyebut, saat banyak pembeli, ia bisa menghabiskan sekitar satu ton, dengan omzet senilai Rp10 juta. Hasil penjualan dipergunakan untuk membeli buah Duku, untuk dijual kembali selama musim buah Duku berlangsung.

Menurutnya, berjualan musiman menjadi salah satu tantangan, karena stok barang bisa habis saat musim buah Duku berhenti. Selain itu, juga harus siap merugi atau bahkan hanya kembali modal.

Saat buah Duku hampir berwarna coklat, ia harus rela menjualnya dengan harga modal, hingga Rp5.000 per kilogram. Cara tersebut ditempuh, agar ia bisa mendapatkan modal kembali, dan buah Duku tidak bisa bertahan lama.

Namun, ia mengaku akan tetap berjualan hingga akhir Februari, menunggu sebagian kebun buah Duku yang belum panen. Risiko berjualan buah yang cepat busuk, sudah diantisipasi dengan mengobral di bawah harga standar, agar bisa mengembalikan modal.

Lihat juga...