Warga Bakauheni Manfaatkan Peluang Usaha di Musim Buah Duku

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Musim buah Duku di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) di wilayah kabupaten Baturaja, Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU), menjadi peluang usaha bagi sebagian warga di Lampung Selatan. Salah satunya, Sri Minatun (50), ibu rumah tangga di Desa Muara Piluk, yang sehari-hari berjualan sayur di Pasar Bakauheni. Sri, demikian ia dipanggil, mengajak dua anaknya untuk berjualan di pertigaan Menara Siger Bakauheni sejak dua pekan terakhir ini.

Menurutnya, berjualan buah Duku dilakukan untuk memanfaatkan waktu musim buah Duku sejak akhir Januari ke Februari. Bermodalkan sekitar Rp5 juta, Sri Minatun membeli buah Duku yang dikirim langsung dari Sumatra Selatan, tiga hari sekali sebanyak sekitar tiga ton.

Duku yang dimasukkan dalam karung-karung transparan tersebut, rata-rata seberat 20 kilogram, atau satu kuintal untuk lima karung. Selain dijual eceran, ia juga menjual buah Duku dengan sistem karungan.

Sri Minatun menyebut, usaha berjualan Duku menjadi salah satu peluang singkat menyesuaikan musim. Buah yang bertahan maksimal sepekan usai dipetik itu, membuatnya menerapkan strategi menjual dengan keuntungan tipis, namun cepat laku terjual.

Buah Duku di wilayah Sumatra Selatan masih dijual di tingkat petani seharga Rp5.000. Sesampainya di wilayah Lampung, dijual seharga Rp10.000 hingga Rp12.000 sesuai jenisnya.

“Harga eceran diperhitungkan dari biaya distribusi atau pengeluaran bahan bakar kendaraan yang kerap dibawa oleh kendaraan ekspedisi, yang akan menyeberang ke pulau Jawa,” beber Sri Minatun, Selasa (5/2/2019).

Buah Duku yang dijual eceran, kata Sri Minatun, kerap dibeli juga oleh masyarakat dengan sistem karungan. Harga per karung ukuran 20 kilogram, dijual seharga Rp190.000. Sementara dengan sistem eceran, dijual Rp10.000 per kilogram.

Lihat juga...