Titiek Soeharto: Masyarakat Mengeluh Ekonomi Sulit
Editor: Koko Triarko
Sistem pendidikan di Indonesia juga cenderung lebih menguntungkan secara material bagi institusi. Ini mengakibatkan pendidikan formal dijalankan secara komersial. Akibatnya, semakin tertutup kesempatan bagi anak-anak berprestasi yang orang tuanya tidak mampu.
Selain itu, lanjut dia, sulitnya mendapatkan pekerjaan juga menjadi persoalan bagi generasi muda. Yang ketika lulus SMA dan kuliah masih sangat sulit mencari lapangan pekerjaan.
Menurutnya, semua itu sulit diwujudkan, bila pertumbuhan ekonomi tidak mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Hal lainnya adalah ketidakpastian hukum yang dirasakan oleh masyarakat. Mereka merasakan ketakutan atas perlakuan yang tidak adil di bidang hukum.
“Banyak kasus di masyarakat bawah yang dihukum dengan berat atas kejahatan yang didorong dengan rasa laparnya. Sementara banyak kejahatan besar yang merugikan negara, hukumnya ringan,” tukasnya.
Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi ini mengatakan, bahwa bangsa ini butuh pemimpin yang mampu membuat terobosan, untuk memperbaiki kondisi atau persoalan bangsa ini.
Pada kesempatan ini, Titiek Soeharto mengajak majelis taklim seluruh Indonesia bergerak secara aktif memperluas wawasan politik masyarakat, agar mereka tidak terombang-ambing oleh hal yang sifatnya semu.
“Kita menghadapi berbagai persoalan, dan karenanya diperlukan pemimpin yang mampu mengentaskan persoalan bangsa yang berdasarkan rasionalitas, kecerdasan, kejujuran dan dedikasi tinggi semata bagi kepetingan meningkatkan harkat dan martabat bangsa,” tegasnya.
Titiek Soeharto memohon doa, agar apa yang sedang iktiarkan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil dan makmur mendapatkan kemudahan serta ridho dari Allah SWT.