Pramono Budi: Program Transmigrasi Era Presiden Soeharto Menjadi Pemersatu Bangsa

Editor: Mahadeva

Ir. H.S. Pramono Budi, M.M, Sekretaris Jenderal DPP Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI), saat diwawancara Cendana News. Foto. M. Fahrizal

“Tetap masih dibutuhkan, karena sebenarnya transmigrasi itu intinya merekatkan antar suku. Lahan itu sebenarnya hanya pemancing agar orang betah dan kerasan ditempat tersebut, karena jika dipindahkan, dikenalkan, dinikahkan, tetapi tidak diberikan lapangan kerja, tentu sulit terlaksana. Untuk itulah, lahan diberikan, seperti itulah sederhananya,” jelasnya.

Setelah sekira 20 tahun hidup pada masa reformasi (1998-2018), bisa terlihat bagaimana pesatnya perkembangan daerah di Indonesia. Kita patut bersyukur kepada para pemimpin negeri ini yang telah membawa kemajuan bagi bangsanya. Jika dimasa bung Karno transmigrasi menjadi landasan filosofi sebagai gerakan persatuan nasional, maka ditangan Pak Harto, transmigrasi menjadi gerakan untuk program pembangunan.

Perkembangannya, adalah pemekaran desa, kecamatan, kabupaten, dan kota baru, yang bermunculan dimasa reformasi. Tetapi mungkin hanya sedikit yang tahu, bahwa ternyata pemekaran desa, kecamatan, kabupaten, dan kota baru adalah hasil perjuangan Pak Harto melalui Transmigrasi. “Boleh saja nama dan jasa beliau dilupakan, tetapi peninggalan fisik kewilayahan itu tidak mungkin bisa dihilangkan. Seperti yang sudah disebutkan diatas, para sesepuh desa eks permukiman transmigrasi masih mengenal jelas siapa Pak Harto,” jelasnya.

“Bung Karno pernah berpesan, Jasmerah jangan sekali kali melupakan sejarah. Mikul Dhuwur, Mendhem Jero, yang artinya mengangkat dan menghargai jasa para pemimpin. Dan mengubur dalam-dalam apa yang yang masih kurang,” ucap Hasprabu mengakhiri wawancara.

Lihat juga...