Pencairan Es “Greenland” Pengaruhi Iklim Global
Editor: Mahadeva
JAKARTA – Peneliti iklim meyakini, mencairnya es dalam jumlah besar di Greenland, akan mempengaruhi iklim global. Faktanya, menurut data World Meteorological Organization (WMO), saat ini sudah terjadi pencairan es di wilayah Timur Laut Greenland.
Kejadian tersebut diperkirakan, mampu meningkatkan tinggi air laut global hingga 46 sentimeter. Kasubid Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Siswanto, M.Sc, menyatakan, hubungan antara pencairan es dengan iklim, terjadi karena melemahnya sirkulasi arus balik selatan utara di Samudera Atlantik atau biasa disebut AMOC (The Atlantic Meridional Overturning Circulation).
Data terbaru penelitian Postdam Institute for Climate Research di Jerman menunjukkan, pelemahan itu sedang berlangsung. “Pelemahan AMOC akan menyebabkan pendinginan suhu air laut di wilayah Atlantik bagian Utara. Sebagian dari massa air yang dingin ini, ada yang mengalir ke Selat Bering dan masuk ke Samudra Pasifik bagian Utara dan bagian Barat laut,” jelasnya, Rabu (13/2/2019).
Aliran dingin dan tekanan udara yang kuat dari Pulau Alauteian, menyebabkan jetstream atau angin jet baratan dekat kutub menguat. Dampaknya, terjadi perubahan pola iklim di interior Samudra Pasifik bagian utara.
Perubahan itu terlihat dari menguatnya gelombang Rosbi, yang akan merambat ke arah barat hingga ke wilayah Jepang, lalu terpantul mengarah ke arah selatan. Kemudian di Samudera Pasifik utara Papua, berubah memantul ke arah timur menjadi gelombang Kelvin ekuator. Gelombangnya merambat dengan lebih cepat ke wilayah Pasifik tengah dan timur. Akibatnya pola El Nino dan La Nina di wilayah itu berubah menjadi lebih sering.