Meski Harga Turun, Perajin Batu Bata di Lamsel Tetap Berproduksi

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Sejumlah perajin bahan bangunan batu bata di kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, masih terus berproduksi, meski harga terus anjlok.

Prasetyo, pembuat batu bata di Dusun Blora, Desa Sukamulya, Kecamatan Palas, menyebut harga batu bata sempat membaik pascaproyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Seusai proses pembangunan JTTS, sebagian warga yang terkena proyek jalan bebas hambatan membangun rumah baru dengan kebutuhan batu bata yang banyak.

Menurutnya, penurunan harga batu bata mencapai Rp100.000 hingga Rp70.000 per seribu batu bata. Sebelumnya, harga batu bata bertengger pada harga Rp350.000 hingga terendah seharga Rp320.000 per seribu batu bata.

Supartinah, menyiapkan tanah yang sudah dihaluskan dengan mesin sebagai bahan baku pembuatan batu bata -Foto: Henk Widi

Harga batu bata tersebut diakuinya cukup membaik pada 2016 hingga 2017, dengan permintaan batu bata masih cukup tinggi dari warga yang akan membuat bangunan baru.

Dominan kebutuhan batu bata berasal dari kecamatan yang dilalui akses jalan tol, di antaranya Bakauheni, Penengahan, Kalianda hingga Sidomulyo.

Namun, katanya, memasuki 2018 hingga 2019, permintaan bahan bangunan batu bata mulai berkurang. Imbasnya, harga batu bata di tingkat perajin mengalami penurunan. Maksimal, per seribu batu bata dijual Rp280.000 hingga Rp250.000.

Penurunan harga batu bata tersebut diakui Prasetyo dianggap wajar, karena permintaan mulai berkurang setelah sejumlah warga selesai membangun rumah.

Kebutuhan yang masih tetap dipenuhi kerap dipergunakan untuk pembuatan pagar, warung serta bangunan dengan penggunaan batu bata lebih sedikit.

Lihat juga...