Integrasi Area Pertanian dan Peternakan, Solusi Berkurangnya Lahan Penggembalaan

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Usai penggunaan lahan di wilayah Lampung Selatan (Lamsel) untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sejumlah lahan penggembalaan ternak berkurang.

Widodo, salah satu petani sekaligus peternak di dusun Karanganyar, desa Kelaten, kecamatan Penengahan mengaku, lahan sawah dan kebun ratusan hektare berkurang akibat pembangunan JTTS.

Sejumlah petani pemilik ternak memilih mengandangkan hewan ternaknya dan mencarikan pakan rumput hijauan.

Lokasi penggembalaan yang terhalang akses jalan tol disebut Widodo, sekaligus membuat ia memilih mengandangkan ternak kambing miliknya. Solusi memenuhi kebutuhan pakan, sejumlah petani termasuk dirinya memaksimalkan lahan pertanian terintegrasi dengan peternakan.

Langkah yang dilakukan disebutnya dengan membiarkan lahan perkebunan untuk tumbuhnya sejumlah rumput pakan ternak. Selain sejumlah rumput liar alami jenis rumput gangsir, rambanan, ia juga menanam rumput odot serta gajahan.

Penanaman rumput tersebut diakuinya dilakukan untuk menjaga stok pakan bagi sebanyak sepuluh ternak kambing miliknya. Pada lahan kebun sengon ia memastikan, rumput sengaja tidak disemprot dengan herbisida dan diberi pagar sekaligus tanda larangan agar tidak dibabat oleh warga lain.

Kesepakatan tertulis untuk tidak mengambil rumput di kebun orang lain disebut Widodo mulai diterapkan dengan terbatasnya lahan penggembalaan.

“Sejumlah petani pemilik ternak sudah menyadari pasca pembangunan jalan tol Sumatera, lahan penggembalaan berkurang, sumber pakan hijauan terbatas sehingga pemilik lahan memaksimalkan lahan untuk penyediaan rumput,” terang Widodo, salah satu petani sekaligus peternak saat ditemui Cendana News, Rabu (13/2/2019).

Lihat juga...