Integrasi Area Pertanian dan Peternakan, Solusi Berkurangnya Lahan Penggembalaan
Editor: Satmoko Budi Santoso
Jumino menyebut, memiliki sebanyak lima ekor sapi, dua ekor kerbau serta sebanyak lima belas kambing. Setiap hari ia memilih mencari pakan ternak di sekitar area jalan tol trans Sumatera. Area yang dibatasi pagar tersebut sebagian menjadi tempat tumbuhnya rumput liar yang bisa digunakan untuk pakan ternak.

Sebagian besar ia memilih memanfaatkan lahan pertanian berupa kebun jagung, sawah untuk memelihara rumput pakan. Rumput pakan tersebut berupa rumput odot dan gajahan yang bisa dipanen dalam jangka sepekan sekali.
“Pengaturan pemanenan rumput yang ditanam diselingi dengan pencarian rumput liar dilakukan agar kebutuhan pakan terpenuhi,” beber Jumino.
Memasuki masa tanam padi usia 40 hari setelah tanam (HST) sebagai peternak ia mengaku, tidak bisa mengandalkan jerami. Ia bahkan harus pergi ke tempat lain untuk mencari pakan rumput liar di tepi Jalinsum, tepi sungai Way Pisang serta sejumlah tempat yang ditumbuhi rumput.
Rumput yang ditanam di dekat lahan pertanian kerap dijadikan pakan cadangan saat ia mulai kesulitan mencari pakan hijauan. Solusi memanfaatkan lahan pertanian untuk sumber pakan disebutnya membuat ia bisa memberi pakan hijauan setiap hari dengan rutin rata-rata tiga karung per hari.
Bikan, petani lain yang memiliki dua ekor sapi menyebut, memilih mencari pakan di sekitar jalan tol yang dipagar. Lokasi yang belum dibangun fasilitas tol dengan ditumbuhi rumput tersebut menjadi sumber pakan ternak saat ia tidak bisa mencari pakan ke lokasi yang jauh.