HPN ke-73, Pers Harus Kedepankan Perspektif Masyarakat
Editor: Satmoko Budi Santoso

“Rakyat berada dalam posisi yang sangat lemah. Pers boleh menulis dari sudut pandang penguasa tetapi publik juga harus diberi ruang yang luas untuk bisa bersuara mengenai kinerja pelayan publik,” tegasnya.
Pater Eman juga mengkritik pemberitaan yang menurutnya tidak komprehensif, utuh. Tulisannya hanya sepotong-sepotong dan informasi yang disampaikan kurang lengkap sehingga dirinya ingin tulisan di media lebih komprehensif.
“Banyak tulisan di media yang terlalu informatif bukan berdasarkan investigasi. Harus berdasarkan bukti-bukti yang valid yang bisa dipertanggungjawabkan,” pintanya.
Sementara itu, wakil ketua DPRD Sikka, Sufriyance Merison Botu mengatakan, selama 2 hingga 3 bulan terakhir media di Sikka cukup aktif memberitakan kejadian-kejadian yang cukup aktual. Pemberitan yang dibuat membentuk opini yang kuat di masyarakat.
“Saya melihat pemberitaan yang dibuat belum berimbang. Seringkali berita yang dibuat sulit terkonfrontir. Kadang wartawan hanya mendapatkan informasi dari satu pihak dan tidak melakukan konfirmasi kepada pihak lainnya,” tuturnya.
Pemberitaan, tandas Merison, harus berimbang dan jangan menimbulkan keresahan di masyarakat. Judul terkadang dibuat menarik untuk menggaet pembaca tetapi terkadang isi berita tidak terkait dengan judulnya.
“Pemberitaan harus vulgar agar publik bisa mengetahui secara utuh. DPRD Sikka mengharapkan media memberitakan secara berimbang serta menggunakan data yang valid,” pungkasnya. (Bersambung)