HPN ke-73, Pers Harus Kedepankan Perspektif Masyarakat
Editor: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-73 tanggal 9 Februari 2019, Aliansi Wartawan Sikka (AWAS) menggelar sebuah diskusi terbatas dengan tema Publik Bicara tentang Pers yang digelar di Kopi Mane, dimana semua pekerja media di kabupaten Sikka hadir.
“Hari ini rekan media di Sikka membuat sebuah acara yang lain dari biasanya. Selama ini pers yang selalu bicara tentang publik dan pelayan publik. Saat ini kita ingin mengetahui sejauh mana publik melihat pers secara obyektif,” sebut Ketua AWAS, Ruben Suban Raya, Sabtu (9/2/2019).
Dikatakan Ruben, dalam momen ulang tahun pers, rekan media ingin mengetahui bagaimana pandangan terkait dengan hasil karya jurnalistik dan sepak terjang awak media. Ini bisa menjadi bahan koreksi bagi pekerja pers di kabupaten Sikka.
“Setiap tahun kami selalu membuat kegiatan yang bersifat edukatif kepada masyarakat seperti bakti sosial, diskusi publik dan pelatihan jurnalistik. Maka tahun ini kita ingin membuat sebuah kegiatan yang beda,” ungkapnya.
Viky da Gomez ,selaku moderator menyampaikan, AWAS merupakan sebuah organisasi, sebuah wadah yang beranggotakan sekitar 20 wartawan yang bertugas dan menetap di kabupaten Sikka. AWAS terbentuk tanggal 14 Februari tahun 2016 lalu.
“Tema ini sengaja diangkat sebab dalam Undang-Undang Pers ada sebuah pasal yang memberi ruang kepada publilk untuk mengontrol pers agar bekerja sesuai etika profesi,” sebutnya.
Pater Eman Embu, SVD, seorang pemerhati sosial dari Puslit Chandraditya Maumere, menyebutkan, media harus menulis dari perspektif publik. Dirinya miris melihat kerja jurnalistik sebab perspektif yang dipergunakan bukan perspektif publik, tapi perspektif pelayan publik.