Tidak Semua Peternak Paham Cara Merawat Sapi Indukan Program SIWAB
Editor: Mahadeva
YOGYAKARTA – Belum semua peternak, memiliki kemampuan dan pengalaman merawat sapi calon indukan. Terutama merawat, agar sapi dapat segera bunting dan melahirkan. Kondisi tersebut terlihat, dari masih banyaknya peternak yang gagal mengkondisikan ternaknya, agar dapat segera beranak. Seperti yang terjadi di Kelompok Ternak Ngremboko, Dusun Srunggan, Imogiri, Bantul, DI. Yogyakarta.

Ketua Kelompok Ternak Ngremboko, Mujiono Mugiharto, menyebut, di 2017 lalu, kelompoknya mendapatkan bantuan ternak sapi 15 ekor. Dari jumlah itu, baru 10 ekor sapi saja yang sudah bisa beranak. Lima sapi sisanya, masih gagal dikembangbiakan. “Ada lima sapi yang belum mau beranak. Padahal sudah dilakukan IB (Inseminasi Buatan) hingga enam sampai tujuh kali lebih,” ungkap Mujiono, kepada Cendananews, Selasa (8/1/2019).
Belum beranaknya sebagian sapi tersebut, diduga disebabkan kesalahan sebagian peternak, dalam merawat sapi-sapinya. Sehingga sapi menjadi tidak siap mendapatkan IB, yang membuat proses kawin suntik menjadi gagal. “Kemungkinan peternak salah dalam melakukan perawatan. Yakni dalam memberikan pakan itu terlalu banyak komboran. Sehingga sapi menjadi terlalu gemuk. Akibatnya lemak membuat rahim sapi menjadi tidak dapat bekerja maksimal,” tuturnya.
Tercatat, ternak sapi di kelompok ternak Ngremboko, sudah ada yang beranak masing-masing satu ekor. Usia anakan, sudah tiga bulan. Lamanya proses pengembangbiakan tersebut, karena peternak harus merawat sapi bantuan selama kurang lebih satu tahun, sebelum bisa di IB. “Saat bantuan sapi itu datang usianya baru sekitar satu tahun. Jadi harus kita rawat dulu sampai berumur dua tahun, untuk bisa dilakukan perkawinan. Karena usia minimal sapi bisa dikawinkan dua tahun. Selain itu, kita juga harus gemukkan sapi-sapi tersebut, karena saat datang kondisinya masih kurus dan belum siap kawin,” tuturnya.