Sulit Dapatkan Solar, Puluhan Petani Boyolali Protes
BOYOLALI — Puluhan petani penyedia jasa penyewaan alat mesin pertanian Desa Karangduren Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali, melakukan protes ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) setempat, Senin (28/1), karena kesulitan mendapatkan BBM jenis solar.
Puluhan petani dengan membawa alat-alat mesin pertanian seperti traktor atau alat pembajak sawah dan perontok padi mendatangi SPBU Karangduren Sawit Boyolali, meminta kejelasan manajemen SPBU Karangduren, karena sudah hampir sepekan ini, tidak bisa bekerja akibat kesulitan mendapatkan solar.
Menurut Warjio (58), salah satu petani asal Desa Karangduren, para petani sudah sepekan ini kesulitan mendapatkan BBM jenis solar untuk mengoperasikan alat mesin pertanian. Padahal, permintaan untuk pembajakan sawah musim tanam saat ini, cukup tinggi.
“Kami hampir setiap hari menerima pesanan jasa membajak sawah milik petani. Namun, petani kesulitan untuk mendapatkan solar sehingga kami tidak bisa bekerja,” katanya.
Warjio mengaku dirinya rata-rata minimal membutuhkan BBM jenis solar untuk pengoperasikan mesin pertanian antara delapan hingga sembilan liter.
Namun, para petani yang membeli solar di SPBU setempat selama sepekan ini tidak dilayani. Petugas SPBU menyatakan tidak menerima pembelian solar dari petani dalam jumlah berapapun.
Kondisi ini, kata dia, memaksa para petani penggarap yang sudah menebar benih di sawah tidak bisa bercocok tanam karena lahan belum siap. Dampaknya beberapa sawah harus tertunda pengerjaannya padahal sudah musim tanam.
Kepala Desa Karangduren Kecamatan Sawit, Hariyanto mengatakan sempat terjadi kesalahpahaman antara petani pembajak sawah dengan petugas SPBU. Pembajak sawah yang ingin membeli solar wajib membawa surat pengantar asal desa tetap tidak dilayani.