Semangat Keberagaman dalam Ekaristi Minggu Misioner

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG — Semangat keberagaman terlihat pada perayaan Ekaristi Hari Minggu Misioner di gereja Santo Kristoforus, Umbul Jering Bakauheni, Lampung Selatan, Minggu (6/1/2019). Semangat keberagaman tersebut diakui sebagai simbol semangat akan suasana Natal Kelahiran Yesus Kristus pada hari raya Natal.

Pastor Wolfram Safari, Pr. dalam homili perayaan Ekaristi, menyebut semangat misioner tidak bisa dilepaskan dari kelahiran Yesus Kristus. Pada peristiwa Natal, para raja, majus, gembala serta anak-anak menyambut kelahiran Yesus, dengan membawa persembahan. Minggu pertama setelah Natal, Pastor Wolfram, menyebut gereja Katolik memperingatinya sebagai Hari Raya Penampakan Tuhan dan Hari Minggu Misioner.

Pastor Wolfram Safari, Pr., pemimpin perayaan Ekaristi Hari Anak Misioner di gereja Santo Kristoforus, Bakauheni Lampung Selatan -Foto: Henk Widi

Keberagaman tersebut sudah terlihat dalam Injil, ketika sejumlah Raja dari Timur datang ke Betlehem untuk membawa hadiah dan persembahan pada bayi Yesus.

“Semangat keberagaman tersebut oleh gereja Katolik menjadi sebuah tradisi yang dilestarikan, seperti raja dan para majus bersama gembala, anak-anak diajak membawa persembahan dirinya untuk perkembangan misi di seluruh dunia,” terang pastor Wolfram Safari, Pr. dalam homili perayaan Ekaristi di gereja Santo Kristoforus Bakauheni, Minggu (6/1/2019).

Ketulusan dan sikap rendah hati pada peristiwa Natal dengan kehadiran para raja, gembala perlu dicontoh pada zaman modern. Pastor Wolfram menyebut, keberagaman tersebut terlihat dari anggota gereja yang berasal dari beragam suku di Indonesia, dan memiliki derajat yang sama di hadapan Tuhan.

Lihat juga...