Pacu Produktivitas Tanaman Kopi-Kakao dengan Pupuk Hayati
JAKARTA — Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementerian Pertanian mengembangkan pupuk hayati (biofertilizer) yang sangat efektif dalam memacu pertumbuhan dan produktivitas tanaman seperti kopi dan kakao.
“Dengan pupuk ini perkembangan tanaman jadi lebih baik 30 persen, pembentukan buah jadi lebih cepat, pohon lebih cepat tinggi dan bercabang, diameter lebih besar dan daun lebih banyak,” kata Peneliti di bidang ilmu tanah Balittri, Kurnia Dewi Sasmita di Balittri Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (16/1/2019).
Pupuk berlabel Pakuwon yang diambil dari nama desa tempat Balittri berdiri tersebut mengandung mikroorganisme hidup berupa mikroba pelarut hara fosfor (P) dan Kalium (K) yang sangat efektif mendorong produktivitas dan pertumbuhan tanaman melalui peningkatan pasokan nutrisi esensial.
Biofertilizer tersebut, ujar dia, juga membuat pemupukan tanaman lebih efisien sampai 75 persen, karena hanya dengan sedikit pupuk saja keberhasilannya cukup tinggi.
“Untuk satu tanaman kopi cukup ditabur pupuk 30-40 gram setahun dua kali, khususnya ketika musim hujan. Sementara itu harganya Rp50 ribu per kilogram,” katanya.
Yang paling menarik dari pupuk ini, ujar dia, adalah kemampuannya memacu pembungaan dan pematangan buah secara serempak, sehingga cocok diaplikasikan pada tanaman kopi yang umumnya berbunga dan berbuah tidak serempak dalam pohon yang sama.
Aplikasi Pakuwon ini akan lebih efektif pada tanaman yang telah diberi pupuk organik pada saat tanam atau pemeliharaan, tetapi, tidak disarankan bersamaan waktunya dengan pemberian pupuk anorganik.
Dari hasil analisis di laboratorium, Pakuwon Biofertilizer itu mempunyai pH 6,5-8,0% dengan kandungan C-organik 3,13%; N total 0,13%; P2O5 total 0,04%; K2O total 0,32%; Mg total 0,36%; total bakteri aerob 2,98 x 109 cfu/g; total bakteri anaerob 1,62 x 109 cfu/g; serta uji patogenisitas menunjukkan negatif. (Ant)