Di 2018, 157 Warga Sikka Terserang DBD
Editor: Mahadeva
MAUMERE – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), menjadi penyakit berbasis lingkungan yang selalu terjadi di Kabupaten Sikka. Jumlah penderitanya, selalu berfluktuasi setiap tahunnya.
“Selama 2018 terdapat 157 warga yang terserang demam berdarah. Desember 2018 saja terdapat tujuh kasus,” sebut Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Avelinus S.Nong Erwin, Jumat (4/1/2019).
Kasus demam berdarah terbanyak terjadi di Kecamatan Alok Timur dengan 33 kasus dan di Alok dengan 32 kasus. “Jadi warga yang terserang demam berdarah masih didominasi oleh masyarakat yeng menetap di Kota Maumere. Ini yang akan menjadi tantangan bagi dinas kesehatan untuk mengatasinya,” sebutnya.
Sejak 2010 hingga 2018, ada tiga Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Kejadian pertama di 2010, yang saat itu, terdapat 861 warga positif DBD. Tercatat ada 10 orang meninggal dunia karena penyakit tersebut di 2010. KLB kedua terjadi di 2013, dengan jumlah penderita sebanyak 378 orang, dan tiga orang meninggal dunia. Sementara KLB ketiga terjadi di 2016, dimana 392 orang terserang DBD dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia.
Setelah ada gebrakan besar-besaran, kasus DBD menurun drastis. Dari 861 kasus di 2010, menjadi hanya 57 kasus di 2011, dan tercatat ada satu orang meninggal dunia. Di 2012 , DBD kembali meningkat menjadi 141 kasus, dan terus meningkat hingga menjadi 378 kasus kasus di 2013 dan ditetapkan sebagai KLB. Di 2014, jumlah kasusnya menurun menjadi 106 kasus, dengn satu orang meninggal dunia. Sementara di 2015, meningkat menjadi 157 kasus.
