Desa Wlahar Wetan, Pelopori Tanam Padi Organik di Lahan Tandus

Editor: Satmoko Budi Santoso

Jika beras biasa hanya dijual kisaran Rp8 ribu per kilogram, beras organik mentik susu ini dijual dengan harga Rp25 ribu per kilogram.

Pada tahun kedua, hasil panen padi mentik susu meningkat menjadi 4,5 ton per hektare. Peningkatan hasil panen ini sangat menggembirakan, karena disertai dengan semakin banyaknya petani yang menanam padi mentik susu.

ʺSaya selalu tekankan pada para petani, bahwa tanaman padi sehat ini juga harus dinikmati oleh keluarga mereka dan jangan dijual semua. Dalam perkembangannya, pemasaran beras organik ini semakin meluas. Karena kita sudah menggunakan kemasan yang bagus dan ditangani secara profesional oleh BUMDes,ʺ jelas Kades.

Meskipun kebanjiran pesanan, namun tidak semua bisa dipenuhi, sebab para petani hanya bisa menanam padi setahun sekali. Saat ini, stok beras mentik susu juga sedang kosong untuk waktu yang lama. Dari 150 hektare lahan pertanian di Desa Wlahar Wetan, semua merupakan sawah tadah hujan.

Menurut Dodiet, sebenarnya ada bantuan pompanisasi dari pemprov, yaitu dengan menyedot air Sungai Serayu dan dialirkan ke sawah-sawah. Namun, aliran air tersebut harus dibagi dengan empat desa lainnya, sehingga belum bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan air petani.

Lihat juga...